Minggu, 25 September 2011

PERAN KOMITE SEKOLAH SALMAN AL FARISI 3

A.    Pendahuluan
Dalam suatu pertemuan seorang pembicara bernah berkelakar bahwa kalimat pertama yang umumnya diucapkan oleh orang tua yang akan menyekolahkan anakknya ke PAUD adalah “Saya mau menitipkan anak saya, paling sore sampai jam berapa ya?”. Ungkapan ini setidaknya mewakili motivasi awal sebagian besar orang tua dalam menyekolahkan anaknya ke PAUD yaitu dengan maksud “menitipkan”.
Menitipkan anak ke PAUD meruapakan hal yang lumrah dan merupakan suatu kebutuhan tersendiri bagi orang tua agar dapat beraktifitas, baik bekerja maupun sekolah, selama anaknya dititipkan. Namun yang perlu diperhatikan adalah apapun yang diberikan kepada anak di sekolah oleh gurunya memerlukan kesinambungan di rumah. Di sinilah orang tua  berperan sebagai “guru utama”.
Demi menjaga kesinambungan antara sekolah dan rumah itulah maka gagasan adanya komite sekolah lahir. Gagasan ini jugalah yang mengilhami dibentuknya Komite Sekolah SAF 3.
Secara normatif pembentukan Komite Sekolah bertujuan yaitu : (a) mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat khususnya orang tua dalam melahirkan kebijakan dan program pendidikan; (b) meningkatakan tanggung jawab dan peran serta aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan; (c) menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel dan demokratis dalam penyelenggaran dan pelayanan pendidikan yang bermutu.
           
B.     Peran Komite SAF 3
Peran yang dijalankan Komite Sekolah adalah sebagai pemberi pertimbangan penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan. Badan tersebut juga berperan sebagai pendukung baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaran pendidikan. Komite Sekolah juga berperan sebagai pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan  serta sebagai mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat .
Secara nasional, fungsi komite sekolah, berdasarkan (Bagian Proyek Publikasi dan Sosialisasi Pendidikan Diejen Dikdasmen Depdiknas, 2003:19) Indikator Kinerja Komite Sekolah, Jakarta, 2003 sebagai berikut.
Tabel 1.Indikator Kerja Komite Sekolah

Peranan Komite Sekolah
Fungsi Manajemen Pendidikan
Badan Pertimbangan (Advisory Agency)
1.      Perencanaan Sekolah

2.      Pelaksanaan Program
a.      Kurikulum
b.      KBM
c.      Penilaian

3.      Pengelolaan Sumber
a.       SDM
b.      Sarpas
c.       Anggaran
Badan Pendukung (Suporting Agency)
1.      Pengelolaan Sumber daya

2.      Pengelolaan sarana dan prasarana

3.      Pengelolaan anggaran
Badan Pengontrol (Controlling Agency)
1.      Mengontrol Perencanaan pendidikan di sekolah

2.      Memantau pelaksanaan program sekolah

3.      Memantau out put pendidikan
Badan Penghubung (Mediator Agency)
1.      Perencanaan

2.      Pelaksanaan Program

3.      Pengelolaan sumber daya pendidikan


Sumber : Bagian Proyek Publikasi dan Sosialisasi Pendidikan, Dirjen Dikdasmen Depdiknas Jakarta, 2003

Tabel di atas setidaknya memberikan gambaran umum mengenai peran utama Komite Sekolah. Dalam konteks PAUD/TKIT SAF 3 yang orang tua muridnya memiliki beragam kesibukan, akan muluk-muluk rasanya mengharapkan partispasi total dari semua orang tua untuk menjalankan empat fungsi di atas.

Namun setidaknya masing-masing orang tua harus memiliki semangat dalam berkontribusi terhadap pendidikan di SAF 3 melalui komite sekolah melalui kebisaannya masing-masing. Bagi yang memiliki waktu dan tenaga sumbangsihnya dapat berupa waktu dan tenaga dalam setiap pertemuan dan kegiatan. Bagi yang tidak memiliki rizki berlebih, sumbangsihnya dapat berupa donasi untuk kegiatan-kegiatan komite bersama sekolah. Bagi yang bias menulis, sumbangsihnya dapat berupa tulisan-tulisan mengenai parenting yang nantinya dipublikasikan melalui Buletian atau Blog Komite. Bagi yang belum diberikan kemudahan untuk berkontribusi minimal dapat memberikan perhatian terhadap program-program yang dilaksanakan sekolah maupun Komite.
Intinya dibutuhkan keperdulian bersama terhadap jalannya pendidikan di PAUD/TKIT SAF 3 karena menyekolahkan anak bukan berarti kita pasrah total terhadap sekolah dan menerima jadinya saja, namun juga diperlukan adanya perhatian kita dalam proses pendidikan yang berlangsung.


Rahadian Akbar